28 Februari 2020

MANA YANG LEBIH BAIK ?



"Wahai syaikh .," ujar seorang pemuda kepada seorang ulama.
"Manakah yang lebih baik, seorang muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaqnya buruk, ataukah seorang yang tak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama?"

"Subhaanallah... keduanya sama-sama baik ," ujar sang syaikh sambil tersenyum.

"Mengapa bisa begitu?"

"Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlaq mulia karena ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat beribadah kepada-Nya."

"Jadi, siapa yang lebih buruk? ", desak si pemuda.

Airmata mengalir di pipi sang syaikh.

"Kita anakku," ujar beliau. "Kitalah yang layak disebut buruk, sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain,menvonis, merasa uda ngaji kesana kemari ,kata2nya ga beradap n berAkhlak dan melupakan untuk menilai diri kita sendiri..! ".

Beliau semakin terisak, "Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita sendiri, bukan tentang orang lain!!"


#NasihatDiriku 👈

30 April 2013

"Cinta, Kerja dan Harmoni"


CKHTagline Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru "Cinta, Kerja dan Harmoni" mendapat sambutan hangat dari para kader di seluruh dunia. Namun demikian, pemahaman kita tentang pemaknaan kata-kata tersebut masih membutuhkan penjelasan yang detail meskipun banyak yang sudah mengatakan bahwa pilihan kata cinta, kerja dan harmoni ini sangat tepat dan rasional karena tidak lagi mencerminkan sebuah klaim sepihak. Bandingkan misalnya jika menggunakan tagline "Bersih, Peduli dan Profesional".

Tak bisa dipungkiri jika pilihan tagline "Cinta, Kerja dan Harmoni" ini merupakan andil besar dari Presiden PKS, HM Anis Matta Lc, yang lebih sering menuliskan karya-karya lebih banyak bermuatan dan bercitarasakan romantika dan humanisme. Saatnya kini cinta, kerja dan harmoni bersenyawa dalam bingkai kerja jama'ah dan dan dalam rangka meninggikan kalimat Allah (liilaa'i kalimatillah).

Selanjutnya, penulis bermaksud memberikan pemaknaan arti dari kata cinta, kerja dan harmoni lebih pada pengertian menurut kamus (makna denotatif) untuk menemukan akar dari masing-masing kata dan variasinya dalam pemaknaan sehingga dapat memberikan sumbangan bagi perspektif yang lebih tinggi dari kata-kata tersebut. Pemikiran dan ide ini sekaligus merupakan sumbangan dalam mengoperasionalkan makna "Cinta, Kerja dan Harmoni" yang dipilih PKS dalam kerja-kerja dakwahnya.

CINTA

Pengertian cinta bukan sekedar pengertian sempit sebagai memiliki ketertarikan seksual kepada seseorang. Cinta dapat diartikan dengan berbagai pengertian sehingga dapat terekspresikan cita rasanya dalam beragam konteks dan variasinya. Kata cinta menurut kamus (makna denotatif) dapat dimaknai sebagai menyenangi, menikmati, menyimpan (harapan, ide dan lain-lain) di dalam pikiran kita.

Kata cinta sering pula digandengkan dengan kata melindungi (to protect and love) terhadap seseorang. Cinta berarti juga sangat menyenangi (to enjoy greatly) sesuatu. Cinta adalah cita rasa yang kuat (a strong flavour). Cinta juga berarti hasrat atau menyukai secara tiba-tiba (tidak diharapkan sebelumnya). Cinta adalah kekuatan pikiran dalam membayangkan sesuatu, dan cinta adalah sesuatu yang dibayangkan (something imagined).

Bung Karno pernah menyebut Indonesia sebagai 'the nation state imagined', negara bangsa yang dibayangkan. Negara Indonesia ini adalah sesuatu yang tadinya dibayangkan dan dicita-citakan dan sekarang menjadi suatu entitas berdaulat di tengah-tengah bangsa-bangsa berdaulat lainnya. Awalnya negara bangsa ini adalah imajinasi dan lantas kemudian lahir setelah perjuangan panjang. Dengan demikian, kini kita sadar bahwa negara dan bangsa Indonesia ini lahir karena sesuatu yang disebut cinta itu sendiri.

Cinta lebih dalam dapat pula berarti sangat menghargai sesuatu (to pay great honour), atau memuja sesuatu. Menurut konteksnya, menghargai dan memuja sesuatu itu tergantung pada niat dan tujuan si pelaku. Sehingga, seseorang dapat meletakkan konteks cintanya dengan menghargai uang atau kekuasaan dan ada pula yang meletakkan hakikat cintanya dengan tujuan memuja kepada Allah Sang Maha Pemberi cinta itu sendiri. Sebab sang pecinta memang diciptakan hanya untuk mengabdi dan mencinta kepada-Nya.

Cinta adalah sesuatu yang sangat bernilai (something very valuable). Karena bernilainya itulah dia akan di simpan dengan hati-hati dan membutuhkan penjagaan dengan ekstra hati-hati. Amanah rakyat menurut kelazimannya adalah sesuatu yang harus dijaga dengan sungguh-sungguh dan hati-hati. Lancang mencederai amanat rakyat berarti telah mengorbankan hakikat cinta kita. Sehingga, apabila seorang politisi tidak lagi amanah terhadap apa yang seharusnya dijaga dan diperjuangkannya, misalnya melakukan korupsi dan hal tercela lainnya, berarti telah kehilangan ruh cintanya kepada rakyat yang menjadi representasinya.

Cinta adalah hadiah, sesuatu yang dimenangkan dalam sebuah kompetisi, sesuatu yang bernilai tinggi. Maknanya, cinta adalah anugerah yang diberikan kepada para pejuang dan petarung sejati setelah berlelah-lelah dalam sebuah kompetisi. Kompetisi adalah ujian bagi sang pecinta merebut apa yang bernilai tinggi di arena pemenangan politik dan arena-arena lainnya.

Arena kompetisi adalah wilayah pertarungan yang memang sengaja didesain untuk menguji kemampuan seseorang dalam menerapkan keahlian, talenta, taktik dan strateginya dalam memecahkan setiap masalah yang menghadangnya. Arena kompetisi adalah lingkungan masyarakat kita atau lingkungan di mana kita bekerja. Arena kompetisi adalah kekuasaan di mana kita memimpin dan di arena inilah kita akan membuktikan cinta. Menaklukkan arena kompetisi dengan cinta berarti telah memenangkan sebuah hadiah yang bernilai tinggi. Itulah cinta.

Cinta berarti mengapresiasi, memahami, menyadari dan berarti pula meningkatkan nilai (to increase in value). Kemampuan kita mengapresiasi sesuatu hal sangat tergantung pada rasa kesukaan kita terhadap sesuatu. Jika kita menyukai sesuatu, maka hampir dapat dipastikan kita akan memberikan nilai dan penghargaan yang tinggi terhadap sesuatu itu. Penghargaan tinggi kita terhadap sesuatu ini erat kaitannya dengan kepahaman dan kesadaran kita terhadap betapa bernilainya sesuatu.

Oleh karena itu, ada upaya kita dalam meningkatkan nilai sesuatu. Ada upaya kita untuk memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik. Perbaikan bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih maju dan bermartabat adalah sesuatu keniscayaan yang membutuhkan perbaikan dan peningkatan. Itulah cinta. Ia dibutuhkan untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik dan lebih berkemajuan.


Inilah makna cinta menurut Muhammad Iqbal:

Oleh cinta pribadi kian abadi
Lebih hidup, lebih menyala, dan lebih kemilau
Dari cinta menjelma pancaran wujudnya
. . .
Cinta mengajarinya menerangi alam semesta
Cinta tak takut kepada pedang dan pisau belati
Cinta tidak berasal dari air dan bumi
Cinta menjadikan perang dan damai di dunia
Sumber hidup ialah kilau pedang cinta


Bagi Iqbal, cinta dapat mewujudkan pribadi yang sukses dan gemilang. Cinta pula yang menjadi pelita dan penerang hidup kita di dunia. Tetapi, cinta pula lah yang menyebabkan perang dan pertumpahan darah. Dan pula, dengan cinta kita dapat menjadikan perdamaian di dunia. Cinta adalah kilau pedang. Jadi, cinta adalah suatu pilihan. Dia berada di antara dua pilihan, kekuatan yang menenteramkan dan kekuasaan yang mengalirkan darah dan kebencian. Itulah cinta.

KERJA

Kerja adalah aktivitas tubuh, pikiran, atau mesin, atau menggunakan sebagian besar dari kekuatan alam. Kerja adalah upaya fisik atau intelektual yang dilakukan dengan penuh semangat, sungguh-sungguh, dan melelahkan. Kerja berarti melakukan apa yang memang
harus kita lakukan (doing what we must).

Jadi kerja adalah keharusan kita dalam melakukan sesuatu aktivitas atau perbuatan. Bagi PKS melakukan kerja-kerja untuk bangsa Indonesia adalah suatu keharusan yang selalu didarmabaktikan dan diwujudkan sepenuh dan setulus hati. PKS mempunyai slogan 'Bekerja untuk Indonesia'.

Sebaiknya, kerja bukanlah aktivitas untuk menghibur diri atau untuk bersenang-senang (leisure). Aktivitas yang menunjukkan kegiatan bersenang-senang lebih tepatnya disebut melakukan sesuatu yang kita sukai (doing what we like).
'
Doing what we must' sangat berbeda dengan 'doing what we like'. Makanya, belakangan ini sering beredar spekulasi apakah kunjungan anggota DPR RI ke luar negeri untuk studi banding benar-benar melakukan kerja keras, sungguh-sungguh dan melelahkan untuk kepentingan bangsa dan negara ataukah sekedar melihat-lihat situasi di negera lain yang memang tampak serba tertib, teratur dan nyaman.

Kerja menurut T. S. Elliot adalah kegiatan memeriksa dengan seksama (to examine closely) atau disebut sifting, mengkombinasikan (combining), membentuk/membangun (constructing), mengoreksi (correcting), dan menguji (testing). Jadi kerja adalah rangkaian dari mulai memerikas hingga melakukan pengujian. Oleh karena itu, kerja memunculkan beragam implikasinya mulai dari melakukan sesuatu dengan upaya yang sangat menyakitkan, upaya yang sangat melelahkan bukan saja secara fisik, melainkan juga melelahkan baik fisik atau pun pikiran sekaligus.

Kerja adalah melakukan sungguh-sungguh sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan (habituation) dan dilakukan orang-orang terlatih dengan baik (well-trained). Kerja adalah pelayanan yang diberikan karena panggilan hati dan kecintaannya pada profesi. Oleh karena itu, kerja lebih mendalam dapat bermakna lebih spesifik sebagai kepekaan dalam berdagang atau berbisnis, kepekaan profesi, atau seni memaknai kehidupan.

Kerja adalah melakukan sesuatu dengan upaya yang sungguh-sungguh. Bagi olahragawan kerja adalah berlatih dengan sungguh-sungguh sampai benar-benar terampil dan tangkas melakukan gerakan, mengangkat atau mengayunkan sesuatu. Kerja yang serius bagi olahragawan adalah kemampuannya memenangkan kompetisi karena talenta dan keahliannya. Bagi pekerja seni kerja adalah puisi, novel, patung, lukisan, atau sebuah komposisi musik. Dengan demikian, kerja menuntut sebuah hasil yang kongkrit, jadi kerja adalah sebuah produk yang dihasilkan.

Kerja adalah komposisi musik (opus). Maka, jika ada Beethoven opus dan karenanya ada pula komposisi oskestra kerja jama'ah. Kerja menuntut singkronisasi dan ikatan dalam berjama'ah dan karena itu pula kerja dalah membangkitkan dan membentuk semangat berjamaah (takwiinu ruuhil jamaa'ah).

Kerja atau amal jama'i adalah perintah dari Allah SWT (allahu yu'allamunaal jamaa'ah) sebagaimana Allah memiliki malaikat-malaikat dengan tugasnya masing-masing dan mereka tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan kepadanya (QS 66: 6).

Bahkan kerja-kerja Rasulullah SAW pun didukung oleh para sahabat (arrasuulu muayyadun bishshahabah) dan Allah menjamin dukungan para sahabat (orang-orang beriman) ini (QS 8: 62), kalau diseru mereka 'sami'naa wa atha'naa', mereka mendengar dan mematuhinya (QS 24: 51).

Kerja jamaah ini adalah tabiat alam (thabii'atul 'aalami) di mana kita saling ketergantungan dengan pihak lainnya. Kerja jamaah adalah keniscayaan karena, hakikat manusia yang lemah (al-insaanu dha'iifun binafsihi) sehingga membutuhkan kerja sama (team work) untuk sebuah keberhasilan. Perlu diingat bahwa setan bersama mereka yang sendirian (asysyaithaanu ma'al waahidi). Oleh karena itu, melakukan kerja sendirian (infirodi) lebih dekat kepada setan.

Kerja jamaah adalah keniscayaan sebagai tuntutan untuk mencegah kekafiran sebagai sebuah millah yang satu (al-kufru millatun waahidah). Kerja menuntut kerja sama antara umat Islama, sebab jika tidak bersatu meskipun orang-orang kafir itu berpecah belah (QS 59: 14), tetapi ketika mereka menghadapi umat Islam mereka bersatu dan saling bekerja sama (QS 8: 7).

Oleh karena itu, kerja wajib dilakukan secara berjama'ah (QS 3: 103) dan saling menolong dalam kebenaran (wujuubul jamaa'ati watta'aawuni 'alal haqqa). Allah memerintahkan untuk saling menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (QS 5: 2) dan Allah menyukai bila umat Islam berjuang dalam barisan yang rapi seperti bangunan yang kokoh (QS 61: 4).

Proses kerja kita dalam membentuk semangat berjama'ah (takwiinu ruuhil jamaa'ah) (QS 3: 193) mengharuskan kita berpegang teguh kepada tali Allah (QS 3: 103), tidak berpecah belah/bersatu padu (QS 30: 31-32), membutuhkan kesatuan hati (QS 8: 63), dan persaudaraan Islam (QS 49: 10).

Sehingga kerja kita akan mendatangkan kemenangan atau keberuntungan (QS 3: 104).

HARMONI

Harmoni menurut makna denotatif adalah kesatuan, keteraturan dan tidak adanya friksi yang dihasilkan oleh artikulasi dan inter relasi antar bagian-bagian yang berbeda dari keseluruhan yang kompleks. Dalam dunia musik harmoni bisa dimaknai sebagai kesatupaduan dengan alam (uniformity in nature) karena menghasilkan efek yang indah baik karena tercapainya keteraturan, perpaduan atau aransmen nada. Harmoni kehidupan berarti keseimbangan yang baik dari semua daya jiwa manusia.

Harmoni adalah percampuran suara antara dua bunyi atau lebih yang terus menerus sehingga menghasilkan efek yang diinginkan. Harmoni berarti pula kesepakatan personal atau keinginan baik (goodwill), atau tiadanya perasaan yang menyakitkan atau friksi. Harmoni bisa pula berarti kesepakatan yang menimbulkan implikasi yang lebih positif sehingga menghasilkan perdamaian.

Namun, makna harmoni tidak hanya terbatas pada apa yang sudah disebutkan di atas. Little Oxford Thesaurus menyebutkan harmoni adalah kesepakatan, dapat bersepakat atau berdampingan dengan baik, kesepakatan yang sempurna, kesatuan atau persatuan.

Harmoni juga berarti kesiagaan mental atau emosional, kedekatan hubungan, kedekatan dalam kebersamaan, konsistensi, dan menuju arah yang sama dan selalu berada para jarak yang sama (searah dan selalu pada jarak yang sama).

Sedangkan dari Mirriam-Webster Dictionary harmoni diartikan menyatukan kelompok-kelompok dalam masyarakat (integrasi), kemampuan mengekspresikan pikiran orang lain secara jelas (artikulasi) atau bersinonim pula dengan keindahan rupa atau gerakan, hal yang penting atau serius, dan integritas.

Jadi hakikatnya harmoni adalah tiadanya friksi dalam perbedaan, munculnya persatuan dalam perbedaan, dan hadirnya keinginan yang baik (goodwill). Ia adalah kesepakatan bersama, hidup berdampingan secara damai, kesatuan dan persatuan. Inilah hakikat dari kebinekaan bangsa kita.

Harmoni bermakna pula kesiapsiagaan mental dan emosional menuju arah dan tujuan yang sama dalam kesetaraan. Ia adalah kemampuan mengekspresikan apa yang dipikirkan orang lain (artikulasi). Harmoni adalah keindahan dan merupakan sesuatu yang penting dan serius dalam hidup kita. Harmoni adalah integritas. Jadi menjaga integritas diri adalah harmoni, ia adalah kehormatan dan harga diri (izzah). Dan, itulah harmoni.

Tainan, Taiwan 17 April 2013

Abi Fahmi Azizi
@abifahmiazizi

17 Maret 2013

Saat PKS Menepis Badai

05 Maret 2013

Pertarungan PKS di Media Massa


by: Arif “godate” | Kompasiana
Kalian tahu bagaimana sebuah berita itu terbit? Semuanya melalui penyutradaraan. Mendesain skenario, memilih ending cerita, menyusun dialog, menentukan aktor danterakhir memblowupnya dengan menggunakan tangan – tangan institusi yang berkepentingan. Terlihat sempurna? Tidak! Karena mereka tidak berusaha lebih jauh lagi. Karena masuk lebih kedalam adalah hal yang paling sulit dan rumit. Tapi setidaknya sudah menimbulkan kegaduhan, karena peluang bisnisnya ada di sana.
Di awal cerita, situasi mulai berkembang, sutradara berharap sesuai dengan skenarionya, semua aktor menjalankan perannya dengan baik tanpa cacat. Respon masyarakat akan terbelah dan lebih banyak menunggu tercerita merespon balik. Tapi bagaimana jika ia tidak merespon balik. Skenario kedua akan di jalankan. Terus menerus memberikan informasi dan menyebarkan isu – isu dengan mengerakkan semua mesin yang ada, salah satunya mesin informasi di internet.
Katakanlah kalau si tercerita merespon balik, apa yang akan terjadi? Rancangan cerita ini akan menjadi sempurna dan membawa efek “kerusakan” lebih luas. Kepada siapa?Tentunya kepada kedua belah pihak, tapi resiko dan harga yang di bayar lebih banyak di tanggung oleh si tercerita. Melawan kecerdikan dan siasat tentu saja di lawan dengan tipu muslihat. Dalam konteks “pertarungan politik” antara Tempo dan PKS + Aher, Tempo takkan menang dan lebih cerdik dari pada PKS dalam hal membuat sebuah berita.
Jika Tempo memiliki ahli dalam bidang sinematografi, akting, dan penulisan cerita, sedangkan PKS memiliki lebih dari itu semua, PKS punya cerita, mesin politik, media dan banyak lainnya. Siapa yang di kirimkan oleh PKS menghadapi politik pragmatis Tempo?Sang aktor politik terbaik, yaitu Anis Matta. Cukup Anis Matta melakukan penyataan politik, semua mata akan memandang kepada politisi muda ini, dan lagi – lagi cerita akan berganti, fokus tema akan beralih dan semua pengamat mencoba menerjemahkan apa dan makna pernyataan Anis, lalu skenario cerita Tempo akan kembali di recyle setelah masuk ke dalam tong sampah.
Jika Tempo harus menghabiskan resourcenya untuk melakukan investigasi dan menginvestasikan uangnya untuk mencetak ribuan majalah dan membayar aktor – aktoruntuk mengangkat isu yang di bawanya. Anis Matta dengan sangat cerdik dan piawai memanfaatkan media massa secara gratis untuk menjalankan taktik dan siasatnya dan mengubah keadaan seperti yang di skenariokan oleh PKS. Dalam hal kecerdikan dan siasat, PKS masih berjalan di depan dan melihat dari spion bagaimana Tempo terus mengejarnya.
Bagaimana dengan akhir cerita Tempo dan PKS? Penonton suka dengan cerita yang happy endingLalu siapa yang bahagia? Akankah pelaku kebenaran” “Sang pewarta berita” atau Pelaku politik”? lalu siapakah yang akan menang dan apakah yang menang selalu benarKalau di dalam film Hollywood begitu juga yang di buat oleh SinemaArt“Penjahat tidak boleh menang. Itu dongeng moralitas” .
Tapi cerita ini berbeda. Dalam konteks politikcerita ini takkan pernah berakhir, tidak adahappy ending semuanya akan berganti part, dan pertarungan takkan pernah usai. Melihat skema berita politik kita membutuhkan pendalaman dan pengamatan yang komprehensif. Memahami di balik motif dan membaca cerita dengan berulang – ulang dan menemukan kejanggalan cerita. Ini membutuhkan waktu dan kesabaran. Cerita terbaik sekali pun mempunyai kelemahan. Dan itu bisa di temukan dengan melihatnya berkali – kali. karena poltik lebih misterius dan sulit di pahami dari serial novel Agatha Cristie.
Siapa Kau … ?”
“Aku tak bisa katakan.”
“Siapa Kau … ?”
“Dia akan “membunuhku jika Ia tahu.”
“Kau meminta kepercayaan dariku tanpa memberiku kepercayaan.”
“Kau membawaku kedalam urusan berbahaya, dan aku berhak tahu siapa yang memanfaatkanmu?”
“Siapa kau …?”
“Aku Reporter … seorang Jurnaslis”
“Bukan, kau seorang politikus, yang bersarang di media!”
Pengelabuan dan teknik penyesatan
Di dalam sebuah berita ada cerita – cerita yang sengaja di ciptakan. Tujuannya dalam rangka pengelabuan, pengelabuan terhadap tujuan – tujuan pokok, yaitu kepentingan taktis dan strategis dari tujuan berita itu di sebarkan. Dengan prinsip jurnalisme dan kebebasan berbicara, teknik pengelabuan ini bertujuan melakukan penyesatan dan juga mengiring sebuah opini.
Penyesatan melalui data – data, argumentasi – argumentasi, tabel – tabel dan juga sumber – sumber lainnya. Yang dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga, bertujuan memanipulasi dan di percayai pikiran. Skema berikutnya, menciptakan “kebenaran” tapi di satu sisi danmenciptakan “kerusakan” dan “kekacauan” pikiran, bertujuan menempelkan stigma – stigma negatif dan disambut dengan olok – olokan khas politik.
Di pertengahan jalan, sang sutradara tinggal menyaksikan semua skenario berjalan sesuai dengan di harapkannya. Aktor – aktor baru bermunculan dan cerita semakin berkembang. Tipu daya yang paling bahaya dalam dunia jurnalistik yang di kendalikan aktor politik yang memainkan perannya sebagai pewarta berita. “Apa yang di lihat oleh mata, apa yang di dengar oleh telinga, kemudian di percayai pikiran”.
Ini Sinetron! Bukan panggung Politik?
Berita dalam konteks politik tidak seperti hitam dan putihnya kebenaran itu sendiri. Mitos dualitas terbesar di dunia yang sampai detik ini masih di ekspresikan dalam berbagai bentukyang tidak berlaku dalam berita politikWalau pun pewarta berita mengklaim apa yang di beritakannya sudah dalam standar jurnalisme.
Menonton sinetron tidak membutuhkan pengamatan yang panjang dan dalam. Bukan karena kita terlalu pintar, tapi karena alur ceritanya yang mudah di tebak dan memang dibuat untuk melepas ketegangan, makanya acara sinetron lebih banyak di putar selepas jam 7 keatas, kecuali TV One dan Metro TV yang banyak mengulas drama politik.
Menonton berita politik akhir – akhir ini pun tidak berbeda jauh dari alur cerita sinetron, beritanya silih berganti. Hari ini, partai A besok aktor politik B. Belum tuntas membahas kasus A tiba – tiba berganti kasus B. Sampai nanti telah di ujung kasus Z, tiba – tiba kasus kembali ke A . siapa yang paling di untungkan dalam hal ini, tentu saja media dan keuntunganialah ekonomi.
Share terbesarnya masih di ambil harian koran, kedua televisi. Lalu di mana posisi penjualanmajalah saat ini? Masih di paling bawah dalam market share. Tapi tentu saja peluang bisnis ini harus dikejar demi menaikkan income profit perusahaan dan juga positioning brand. Bohong besar kalau mereka mengatakan ini demi kebenaran, dalam konteks politik tepatnya mungkin “Kebeneran nih!”
Idealisme jurnalisme memang menarik, di bangku kuliah menjadi diskusi yang hangat, terbuka dan penuh dengan antuasisme. Tapi di dunia kerja, industri media tetapberorientasi mengumpulkan uang sebanyak – banyaknya dengan segala siasat dan cara. Idealisme tak lebih dari konsepsi utopis ketika berhadapan dengan kepentingan yang lebih besar, yaitu korporasi media, sang gurita yang mengendalikan berita.
Pemilik korporasi media memandang kebenaran adalah permainan yang sangat menarik untuk “memukul” “menyandera” dan akhirnya “menghukum” musuh politiknya. Di akhir cerita kebenaran sejati kembali ke tempat asalnya dan termenung dalam kesunyian di dalam hati para wartawan yang masih berlari – lari dilapangan, masih dengan motor bututnya, memandang realitas dan kebenaran versi media yang jatuh dari realitas, apakah ia akan berontak? nuraninya diam dalam kesunyian. Karena ia sadar anak istrinya membutuhkan makan dan lain – lannya. Idealisme masih hidup di dalam hati para wartawan seperti cahaya lilin yang tertiup angin malam, menerangi walau pun samar – samar.
Oya, jika kau tetap tak mengerti semua ini, itu karena kau tidak mendengarkannya.
Salam Bikin Repot ^_^

sumber: politik.kompasiana.com