24 Maret 2008

IPM Kota Depok

Selain menyinggung tentang RW Siaga, Walikota Depok Nurmahmudi Ismail juga menyinggung masalah IPM Kota Depok pada acara peresmian kantor baru DPC PKS Pancoran Mas tanggal 16 Maret 2008. Mungkin cukup banyak masyarakat yang belum tahu apa itu IPM dan kaitannya dengan Kota Depok.

IPM atau Indek Pembangunan Manusia, merupakan salah satu alat ukur keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu pemerintahan baik pada level nasional, provinsi maupun kabupaten atau pemerintah kota, seperti Depok. Pada hakekatnya IPM menekankan pada pembangunan sumberdaya manusia.

UNDP (United Nation Development Program, atau badan internasional dalam naungan PBB untuk pembangunan) telah memperkenalkan IPM ini sejak tahun 1966. Ukuran keberhasilan pembangunan melalui penilaian IPM terkonsentrasi pada 3 hal, yaitu:
  1. Kesehatan
  2. Pendidikan
  3. Daya Beli
Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap sumberdaya manusia. Menurut UNDP, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sumberdaya manusia bersifat timbal balik. Hal ini berarti, petumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pembangunan manusia dan sebaliknya, pembangunan sumberdaya manusia akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2005, IPM Kota Depok adalah 76,85 yang mengantarkan kota belimbing ini menduduki peringkat pertama kota di Jawa Barat dengan nilai IPM tertinggi dan peringkat ke-3 tertinggi seluruh Indonesia di bawah Jakarta Selatan dan Yogjakarta. Pada tahun 2007 nilai IPM Kota Depok mencapai 77,70 dan berhasil menduduki peringkat ke-2 kota dengan IPM tertinggi seluruh Indonesia, mengeser Yogjakarta.

Dalam rangka menpercepat pencapaian IPM 80 pada tahun 2010, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggulirkan Program Pendanaan Kompetisi (PPK) IPM. PPK IPM ini memberikan insentif anggaran bagi pemerintah kota atau kabupaten yang fokus pada kompetisi kinerja, yang berkaitan dengan kemampuan pemda menggalang sinergi dengan pemerintah provinsi, masyarakat, swasta dan lembaga pendidikan.

* juga disarikan dari Majalah Index, edisi 2 tahun 2008

23 Maret 2008

RW Siaga Kota Depok

Pada acara peresmian kantor baru DPC PKS Pancoran Mas, Kota Depok, tanggal 16 Maret 2008 yang dihadiri oleh Walikota Depok Nurmahmudi Ismail, beliua menyinggung beberapa isu seputar Kota Depok, salah satunya RW Siaga (dokumentasi foto). Beberapa pihak mungkin telah faham mengenai hal ini, namun banyak juga yang belum, apakah RW Siaga itu?.

Menurut ketua tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (TP PKK) Kota Depok, Nur Azizah Tamhid, kelurahan atau RW siaga adalah kelurahan atau RW yang warganya memiliki kemandirian dan kesiapsiagaan untuk mengatasi masalah kesehatan dan bencana. Di Kota Depok, dari 829 RW seluruhnya telah mendapat predikat RW Siaga, sementara pada tingkat nasional kesiagaan seperti ini baru sampai pada tingkat kelurahan.

Deklarasi RW Siaga Kota Depok diselenggarakan di halaman Balai Kota Depok pada tanggal 13 November 2007 dan disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari. Turut hadir pada acara ini seluruh Kader Siaga, Fasilitator Siaga, dan Tenaga Medis yang akan bekerja sama dalam kegiatan siaga nantinya.

Pencanangan RW Siaga Kota Depok mengacu pada aturan pembentukan Desa Siaga yang memiliki keberadaan 8 indikator siaga, yaitu:
  1. Forum komunikasi masyarakat
  2. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar
  3. Upaya kesehatan berbasis masyarakat
  4. Pengamatan penyakit dan faktor resiko berbasis masyarakat
  5. Kesiapsiagaan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat
  6. Upaya mewujudkan lingkungan sehat
  7. Upaya mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  8. Upaya mewujudkan keluarga sadar gizi (Kadarzi)
Dari 8 indikator tersebut di atas, terlihat jelas bahwa peran serta masyarakat dalam proyek besar RW Siaga ini menjadi faktor dominan. Tanpa adanya keterlibatan masyarakat maka program ini akan sia-sia belaka.

* juga disarikan dari Majalah Index, edisi 2 tahun 2008

09 Maret 2008

Baksos Pengobatan Cuma-Cuma di RW 06

Setelah mengadakan bakti sosial (baksos) pengobatan cuma-cuma di RW 07 pada tanggal 24 Februari 2008, DPRa Rangkepanjaya PKS kembali mengadakan acara serupa di RW 06 pada tanggal 9 Maret 2008. Baksos di RW 06 kali ini bekerjasama dengan para ibu penggerak Posyandu (pos pelayanan terpadu) "Durian" RW 06.

Bertempat di di tepi Kali Licin, beberapa tokoh undangan turut memberikan kata sambutan sebelum acara inti dimulai, diantaranya Ketua RW 06, bapak Ariajab, dan Anggota Legislatif DPRD FPKS Kota Depok, bapak Adriyana Wirasantana. Bapak Sahbudin selaku ketua panitia acara baksos ini juga turut memberikan sambutan sebelum acara pembukaan baksos ditutup dengan doa oleh bapak HA. Nuryadi MA (dokumentasi foto).

Seperti baksos sebelumnya, baksos di RW 06 kali ini juga diramaikan dengan acara bazar pakaian murah layak pakai dan makanan. Hal yang juga penting dicatat pada baksos ini adalah kehadiran Bapak Fitriansyah "Dedi" Toisuta sebagai perwakilan "Tamam" (tim advokasi masyarakat miskin) Kota Depok. Informasi seputar isu-isu kesehatan di Kota Depok - seperti akses dan regulasi asuransi kesehatan yang ada di Kota Depok - cukup menyita perhatian masyarakat. Tidak mengherankan saat selesai memberikan penjelasan, perwakilan "Tamam" ini tetap "dikerebutin" masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih rinci.

Mengingat besarnya perhatian masyarakat akan informasi kesehatan tersebut, "Tamam" menyampaikan komitmen untuk hadir kembali - jika tidak ada halangan - memberikan informasi kesehatan pada baksos berikutnya yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2008 di RW 03.

06 Maret 2008

Bakti Sosial Pengobatan Cuma-Cuma di RW 07

Dewan pengurus ranting Rangkepanjaya, Depok, PKS kembali mengadakan acara bakti sosial (baksos) pada tanggal 24 Februari 2008. Acara baksos yang mengkhususkan pada pelayanan pengobatan kepada masyarakat mengambil tempat di lingkungan RW 07 Kelurahan Rangkepanjaya, dengan target masyarakat kurang mampu di lingkungan RW 07, lebih khusus lagi RT 01.

Bakti sosial pelayanan kesehatan ini merupakan salah satu program kerja Divisi Kebijakan Publik DPRa Rangkepanjaya PKS. Selain acara baksos ini, rencananya juga akan diadakan dua acara serupa pada bulan Maret di RW 06 dan RW 03. Beberapa hari sebelum acara, panitia menyalurkan 100 kupon kepada masyarakat sekitar yang berhak menerimanya untuk mendapatkan layanan pengobatan cuma-cuma.

Acara dibuka oleh moderator sekitar pukul 8.30 pagi, dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al Qur'an oleh Sdr. Taklim. Beberapa tokoh masyarakat turut memberikan sambutan, antara lain: Ketua RW 07, Bpk. Matsari; Lurah Rangkepanjaya, Depok, Bpk. Drs. Ade Wawan Wirawan; Anggota Legislatif Kota Depok dari FPKS, Bpk. Adriyana Wirasantana, SE; dan Ketua DPRa Rangkepanjaya PKS, Sdr. Ali Rasyid. Sebelum memasuki acara inti, yaitu pengobatan cuma-cuma, dibacakan doa terlebih dahulu oleh Bpk. Mualim Dirwan.

Selain acara bakti sosial pengobatan cuma-cuma, pada waktu dan tempat yang sama juga diadakan bazar pakaian murah layak pakai dan makanan. Bazar tersebut didukung oleh ibu-ibu PosWK (Pos Wanita Keadilan) dan kader PKS DPRa Rangkepanjaya. Dokumentasi lengkap kegiatan.