
Rasa sakit dan halangan untuk bergerak dari tempat tidur tidak menghalangi seorang Murobbi dalam berdakwah dan menjalankan kewajibanya menyampaikan sebuah kebaikan kepada binaanya. Hal ini telah dicontohkan oleh Ahuna Akhmad Suprihatin, ditengah proses operasi kaki kanan, di saat rasa sakit menghinggapi, tidak menghalanginya untuk mengisi sebuah halaqoh. Hanya ada hal yang berbeda, bila sebelumnya halaqoh dilakukan di masjid, mushola atau di rumah, kini dilaksanakan di dalam rumah sakit.
"Berdakwah meskipun dalam ujian sakit, dengan begini saya merasa lebih bermakna" demikian beberapa kalimat yang disampaikan Ahuna Akhmad Suuprihatin saat ditanya mengapa masih tetap mengisi halaqoh di rumah sakit. Sebuah kalimat singkat, namun sarat akan makna yang mendalam dan sekaligus sebuah nasihat yang sangat luar biasa bagi semua pihak yang telah melabelkan diri sebagai kader dakwah.

Semoga kisah nyata ini dapat dijadikan sebagai bahan perenungan bagi semua pihak yang senantiasa merangkai berbagai alasan sebagai sebuah dalil pembenaran untuk tidak hadir dalam sebuah halaqoh dakwah baik berperan sebagai Murobbi maupun Mutarobbi.[ismed]
sumber: www.islamedia.web.id
sumber: www.islamedia.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar